skip to main |
skip to sidebar
Pada mu Tuhan...
rupanya aku tidak mampu
menurunkan nada suara ini
bila terasa hidup ini terlalu pedih.
Tuhan Ampunkan aku
Aku insaf mengadap mu
kalaulah kau ambil nyawa ini
saat ini...
akan selesaikah segalanya.
Pada mu Ibu
kini aku kembali kelembaran lalu
sudah pun kau lafazkan
akan kau tinggal sesuatu yang berat
untuk ku tanggung
dan kau senyum ......
membuat jiwa ku lembut
tidak menentang.......
Baiklah ibu, itulah barangkali
janji mu tentang gunung yang terindah
berbunga, bersungai, puncak beremas, berduit didalamnya
memang benar ibu!.
Kau kata gali, daki, renang dan puncaknya harus ditawan
Kau ledakkan semangat untuk aku berjuang...
Hari kehari aku setia....
aku pun jatuh, bangun, berlari dan berenang
puncak itu penuh bunga, cantik dan wanggi
dapat ku sentuh
akan tapi
ianya tidak kuat untuk ku paut.
Dari bawah awan yang sejuk
aku memandang keatas ....bintang-bintang terbang
hilang sudah suara unggas yang selalu ku tunggu
kembali sudut hati ku sunyi
gigil dan ketar
setelah dapat ku jejak
menurunnya puncak ini....terputus tali kasut
tersangkut di lumut...
Tuhan ku...
Pulangkan harapan...
Pulangkan harapan demi harapan...Tolonglah!
Tuesday, January 15, 2013
Monolog Insan Yang Lemas Di puncak.......
Pada mu Tuhan...
rupanya aku tidak mampu
menurunkan nada suara ini
bila terasa hidup ini terlalu pedih.
Tuhan Ampunkan aku
Aku insaf mengadap mu
kalaulah kau ambil nyawa ini
saat ini...
akan selesaikah segalanya.
Pada mu Ibu
kini aku kembali kelembaran lalu
sudah pun kau lafazkan
akan kau tinggal sesuatu yang berat
untuk ku tanggung
dan kau senyum ......
membuat jiwa ku lembut
tidak menentang.......
Baiklah ibu, itulah barangkali
janji mu tentang gunung yang terindah
berbunga, bersungai, puncak beremas, berduit didalamnya
memang benar ibu!.
Kau kata gali, daki, renang dan puncaknya harus ditawan
Kau ledakkan semangat untuk aku berjuang...
Hari kehari aku setia....
aku pun jatuh, bangun, berlari dan berenang
puncak itu penuh bunga, cantik dan wanggi
dapat ku sentuh
akan tapi
ianya tidak kuat untuk ku paut.
Dari bawah awan yang sejuk
aku memandang keatas ....bintang-bintang terbang
hilang sudah suara unggas yang selalu ku tunggu
kembali sudut hati ku sunyi
gigil dan ketar
setelah dapat ku jejak
menurunnya puncak ini....terputus tali kasut
tersangkut di lumut...
Tuhan ku...
Pulangkan harapan...
Pulangkan harapan demi harapan...Tolonglah!
No comments:
Post a Comment