Thursday, March 3, 2011

Rumusan yang akhir










Aku begitu menunggu
membiarkan senyum jadi rindu
sedih dan sayu semakin dalam
membiar luruh kehormatan ku
membisu lesu mencari arah tuju.

Telah ku biarkan perjalanan
dengan sudut hati yang tak mengerti
benarkah
ada kebencian dan kejemuan
bosan dan mengelirukan
dari manakah bermula titik itu
Perjelaskan...


Di pagi itu
Berbau bunga.
Nafas segar mu
memberi harapan.
Helai tawa mu
meredupkan ingatan....
tanpa terduga semboyan rindu mu
meniupkan buih dan titik berbisa.

Titik itu sangat pahit
aku seakan menghukum diri
dan hari ini
aku melengkapkan segalanya
kita akan berpisah
dan usah dicari titik kepunyaan ku
setengahnya
sudah ku buang mengikut arus
ombak yang pergi di Selat Teberau
setengahnya
mengikut arus yang deras Sungai Muar.

Sudah berakhir segalanya
aku tidak lagi menunggu
kau pun tidak lagi memelihara
kehormatan ku
keluhuran dan kejujuran
milekku.

Lalu
rupanya
di saat akhir ini
kau meletakkan aku
di ujong sepatu mu
untuk
terpijak oleh kebencian

Sebutir air mata ku
menjadi mahal
sekeping hati ku
menjadi beku
sebuah senyuman
menjadi asing
dan kita kini berpusing
di talian kasih yang genting.








No comments:

Post a Comment